Sebelum kita memberikan cermin kepada orang lain, sebaiknya kita lebih dulu bercermin pada diri sendiri.
Pantaskah kita membenci orang lain sedangkan perilaku kita buruk. Pantaskah kita menghina orang lain, sedangkan diri kita hina.
Pantaskah kita membicarakan aib orang lain sedangkan diri kita sudah penuh dengan aib buruk.
Sungguh, Maha Suci Allah dengan segala asma-Nya.
Seringkali diantara kita membicarakan orang lain dengan komentar atau krtik yang tidak mengenakan, tanpa disadari bahwa ternyata diri kita lebih buruk dari orang yang kita bicarakan itu. Astaghfirullah..
Bercerminlah kawan sebelum kita memberikan cermin kepada orang lain. "Mulutmu adalah harimaumu", apa yang kita bicarakan bisa menjadi boomerang untuk diri kita, apa yang kita utarakan ternyata cerminan dari hati kita.
Buruknya ucapan kita menandakan buruknya hati kita, sebaliknya, baiknya ucapan kita
menandakan baiknya hati kita.
Rasulullah bersabda:
"Orang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya." (HR Bukhari dan Muslim).
Kita harus sadar bahwa apa saja yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah,dan ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatatnya.
Allah befirman:
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Israa’ [17]: 36)
"Tidak suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf [50]: 18)
Alangkah baiknya untuk kita tidak sibuk mengurusi keburukan orang lain, lucunya ternyata keburukan kita juga diurus oleh orang lain.
Artinya, kita tak sadar bahwa selama kita mebicarakan orang lain, dibalik itu kita juga dibicarakan oleh orang lain.
Uruslah keburukan diri kita sendiri, perbaikilah selagi Allah masih memberikan waktu dan kesempatan.
Jadi, kemanapun kita pergi jangan lupa selalu membawa cermin untuk diri kita, hee..
Semoga bermanfaat kawan ^__^ Allahuakbar!!
No comments:
Post a Comment